Timika, Antarpapua.com – Isu akan ada demo beberapa hari belakangan ini ramai dibicarakan sekelompok masyarakat di Mimika di kantor Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro (YPMAK) selaku pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI) pada (15/4/2024).
Tak tinggal diam pernyataan rencana demo tersebut langsung ditanggapi oleh Direktur YPMAK, Vebian Magal didampingi para kepala suku, tokoh perempuan dari lima suku kekerabatan di Mimika.
Vebian Magal mengatakan, kelompok yang mengangkat isu demo bukan lima suku kekerabatan, tetapi itu kelompok memiliki kepentingan sendiri.
“Saya harap semua masyarakat harus dewasa sehingga proses jalannya program YPMAK divisi pendidikan, ekonomi, kesehatan tetap berjalan baik,” kata Vebian kepada Antarpapua.com saat konferensi pers di kantor YPMAK, Jalan Yos Sudarso Timika, Senin (15/04/2024).
Ia mengatakan, hari ini lima suku kerabat datang untuk menyampaikan penegasan dan pesan kepada masyarakat, agar jangan mudah terprovokasi isu dengan isu lagi hangat belakangan ini.
“Isu pendidikan menjadi point di mana, mereka menuduh YPMAK menelantarkan mahasiswa dan lain sebagainya, bahkan mempertanyakan dana satu persen dari PTFI . Saya katakan kepada penerima manfaat beasiswa bisa langsung mendatangi kantor sehingga bisa dijelaskan dengan transparan oleh tim,” kata Vebian Magal.
Lanjut Vebian, selama ini semua masyarakat merasakan dana satu persen dari PTFI melalui program dijalankan oleh YPMAK. Kalau kita bicara, faktanya dari perubahan lembaga ke yayasan sebelumnya, masih banyak aset mengatasnamakan milik pribadi.
“Jangan bikin kelompok dan menjatuhkan YPMAK yang selama ini telah menjalankan program dengan baik. Tim seleksi direktur YPMAK juga harus dilakukan secara baik, sehingga program dasar selanjutnya berjalan dengan baik,” katanya.
Sementara Kepala Suku Nduga, Elipanus Wasareak mengatakan, semua program dijalankan YPMAK sudah berjalan dengan baik dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Kalau ada yang demo mengatasnamakan suku Nduga di maka saya harap bangun koordinasi, agar tidak salah langkah. Harusnya tidak perlu demo, bukan jalurnya menyelesaikan masalah dengan demo, mari duduk dan bicara,” katanya.
Ia menyebut, kelompok-kelompok yang ingin melakukan aksi agar bisa memahami apa yang selama ini dijalankan oleh YPMAK.
“Tujuannya membawa nama baik, karena semua itu ada nilai dan dampaknya di masyarakat,” katanya.
Kemudian Wakil Kepala Suku Mee, Deki Tenoye mengatakan, menilai dana 1 persen PTFI telah dijalankan YPMAK dengan baik.
“Jadi orang-orang yang mau demo ini karena muncul kecemburuan. Mereka sudah ambil uang baru sekarang mau kumpul demo,” katanya.
Ia mengatakan, dasar demo dilakukan kelompok ini tidak jelas dan bakal mengganggu pelayanan YPMAK kepada masyatakat.
“Saya minta Kapolres jangan kasih izin kelompok yang mau melakukan demo di YPMAK,” tegasnya.
Di sisi lain Tokoh Masyarakat Suku Damal, Yohanes Magai mengimbau lima suku di Mimika, agar memberikan pemahaman kepada masyarakatnya.
“Kami sekarang ada dalam satu komando mendukung program YPMAK dengan tujuan Mimika maju dan berubah,” katanya.
Menanggapi demo kata Yohanes bahwa, 7 suku menjadi satu dan tak boleh dipisahkan bahkan saling menjatuhkan.
“Jauhkan pikiran negatif untuk membangun Mimika. Lemasa dan Lemasko menjadi orangtua kami, dan selama ini komunikasi berjalan dengan baik,” jelasnya.
Dirinya mendukung program dijalankan YPMAK, melalui program bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Mari kita dukung YPMAK dalam pelayanannya kepada masyarakat dan masyarakat ekonomi lemah mengaku YPMAK membantu,” ujarnya.
Kepala Suku Dani, Yakobus Kogoya menyatakan, kelompok berencana demo di YPMAK perlu dipertanyakan kapasitas dan kepentingannya sebagai apa.
“Kalau mengaku Amungme-Kamoro silahkan datang memberikan masukan sehingga dievaluasi. Jangan asal teriak mengatasnamakan suku di Mimika,” katanya.
Ia meminta Kapolres Mimika jangan memberikan izin demo yang tidak berdasarkan ketentuan dan alasan jelas.
“Saya minta jangan kasih izin kepada kelompok-kelompok ini yang bakal melakukan demo direncanakan pada, (18/4/2024) mendatang,” pintanya.
Mewakili tokoh perempuan dari suku Moni, Betrix Songgonao juga menanggapi isu demo dilakukan oleh pihak-pihak tertentu agar duduk bersama mencari solusi.
“Mari kita duduk bicara bersama mencari solusinya terkait dana dari PTFI satu persen itu,” katanya.
Ia mengatakan, demo itu tujuannya apa dan masalah apa disampaikan nantinya.
“Saya hanya minta kita duduk sama-sama untuk menyelesaikan persoalan ini,” tandasnya.
(Penulis : Acel | Editor : Sianturi)