Timika, APN – Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) menggelar identifikasi kembali aset- aset milik YPMAK yang telah dibangun.
Direktur YPMAK Vabian Magal mengatakan indentifikasi tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan Aset- Aset milik YPMAK serta income atau pendapatan yang dihasilkan dari aset tersebut untuk keberlangsungan YPMAK.
Vebian menyebut terdapat 7 aset besar YPMAK yakni Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP), Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM), Pelabuhan YPMAK, Pabrik Sagu, Asrama Tsinga dan Asrama Semarang.
“Hari ini YPMAK menggelar diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion atau diskusi kelompok terarah aset strategis, adanya pertemuan ini ada langka atau strategi yang diambil terhadap aset- aset mau diapakan sehingga mendatangkan keuntungan bagi bagi YPMAK,” kata Vabian.
Vabian menambahkan diskusi kelompok juga bertujuan untuk melihat keuntungan dan kerugian aset- aset tersebut bagi YPMAK.
Ditanya soal salah satu aset yakni Asrama Tsinga dan Pabrik Sagu belum ada legalitas dan kejelasan Vabian mengatakan khusus asrama sudah dipergunakan atau ada aktivitas yang di jalankan.
“Asrama Tsinga itu ada kegiatannya tetapi kan mengikuti sekolah, jadi disana jika sekolah beroperasi maka asrama juga berfungsi,” ungkapnya.
Kemudian berkaitan dengan pabrik sagu Vabian mengatakan saat ini pihaknya sudah menjalin kerjasama atau mitra pengelola yang juga fokus mengelola sagu, kerjasama tersebut baru dijalankan pada awal 2021.
“Pabrik sagu ini tahap pertama sudah jalan karena kita sudah dapatkan mitra pengelola bentuknya yayasan juga, kerjasama ini baru dilaksanakan awal 2021, ini memasuki tahap kedua, tapi jika dilihat dari lokasi memang cukup jauh dan sulit, maka kami saat ini masih akan membahas soal bahan mentah akan didatang dari mana dan dibawa dengan apa, termasuk soal legalitas administrasi seperti kajian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) tapi karena sudah bangun akhirnya kami kaji lagi,” katanya.
Soal pabrik tersebut Vabian mengatakan investasi yang dihabiskan untuk pembangunan pabrik tersebut sebesar 25 miliar.
“Kami kaji itu bukan bagaimana mengembalikan 25 miliar itu tapi bagaimana pemanfaatannya kedepan baik bagi YPMAK, maupun masyarakat sekitar sana,” tutupnya. (Aji)