Anggota DPRD Mimika Sesalkan Tindakan Pembunuhan yang Dilakukan Aparat

Antar Papua
Anggota DPRD Kabupaten Mimika, Elminus Mom. Foto: Abi/APN
Advertisements
Advertisements
Advertisements
Advertisements

Timika, APN – Anggota DPRD Mimika Elminus Mom menyesalkan telah terjadi kasus pembunuhan mutilasi yang menewaskan 4 warga Nduga di Timika pada 22 Agustus 2022 lalu. Yang lebih menyedihkan lagi, 6 dari 10 tersangka yang terlibat dari aparat keamanan yaitu prajurit TNI.

“Saya berharap TNI-Polri dan aparat keamanan lainnya, jangan bunuh lalu buang sembarangan itu karena manusia itu makhluk hidup dan Tuhan ciptakan manusia dengan terhormat,” kata Elminus saat ditemui di Kantor DPRD Mimika, Selasa (30/8/2022).

Elminus mengatakan, pertikaian antara TNI-Polri dengan KKB yang terjadi di daerah lain jangan di bawa ke Mimika. Jika memang pelakunya KKB atau pelaku kejahatan lain, aparat keamanan seharusnya memproses sesuai hukum yang berlaku.
“Saya meminta dengan hormat kepada aparat keamanan TNI-Polri seperti ini jika terjadi pelanggaran dan terbukti bersalah supaya ditangkap saja dan proses hukum dan jangan hilangkan nyawa,” jelasnya.

Ia menilai pada dasarnya TNI-Polri adakah mengayomi dan melindungi. Jika ada indikasi KKB menuju Timika, jika ditangkap basah maka hal itu dipersilahkan tangkap, dengan cara ditahan dulu supaya bisa sadar.

“Pihak keamanan kan pasti sudah bisa mengidentifikasi mana yang KKB mana yang bukan. Itu tugasnya keamanan,” tandasnya.

Bahkan ia mengkategorikan membunuh masyarakat biasa itu adalah pelanggaran HAM. Karena seharusnya korban ditangkap bukan dibunuh.

“Sesuai hukum harus dibuktikan bersalah atau tidak,” ucapnya.

“Bagaimanapun ini negara hukum. Hilang nyawa, masyarakat bisa balas. Itu yang saya takut. Karena aparat itu mengayomi dan lindungi masyarakat. Kalau perang terbuka baru bisa baku tembak, itu biasa,” imbuhnya.

Anggota DPRD Mimika lainnya, Martinus Walilo pun menyatakan geram dengan aksi pembunuhan yang menurutnya tidak berperimanusiaan, terlebih dilakukan dengan cara mutilasi, ia bahkan menilai tindakan tersebut lebih kejam dari PKI.

“Kami mengutuk keras tindakan pembunuhan, kami menilai ini pembunuhan paling keji di Papua terkhusus di Mimika, apalagi kami dengar, terduga pelaku adalah oknum TNI, ini sangat kami sayangkan, seharusnya mereka melindungi rakyat, bukan membunuh,”ujar Martinus Walilo kepada Wartawan usai mengikuti sidang Paripurna di Gedung DPRD.

“Kami tidak ingin kota kami (Timika) terjadi konflik, kami tidak ingin pembunuhan ini membuat Mimika jadi kurang kondusif,” imbuhnya.

Martnius pun meminta agar pelaku yang yang diduga oknum TNI ini harus diadili sesuai hukum yang berlaku.

Martinus juga menegaskan agar para tersangka memberitahu lokasi dimana tubuh korban dibuang setelah melakukan mutilasi.

Martinus menekankan akan mengawal kasus tersebut hingga tuntas, agar keluarga korban bisa mendapat keadilan oleh hukum.

“Kami berharap, warga tidak terprovokasi, tetap tenang, biarkan aparat yang bertindak, hukum yang menjawab semua ini, jangan ada aksi anarkis,”pungkasnya.

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News

Penulis: Abi dan AnisEditor: Aji