Timika, APN – Puluhan Pegawai Honorer di Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD) Kabupaten Mimika mengeluh kepada Anggota Dewan Mimika melalui komisi A untuk menyuarakan nasib mereka yang sudah sekian tahun mengabdi di Sekertariat Dewan.
Belasan tenaga honorer tersebut bertemu anggota DPRD di Kantor DPRD Mimika, Kamis (11/11/2021).
Para tenaga honorer mengaku rata – rata sudah mengabdi 5 sampai 10 tahun di Sekertariat Dewan sebagai tenaga Honorer.
Dalam pertemuan bersama, belasan tenaga honorer ditemui Anggota DPRD Kabupaten Mimika, Daud Bunga sebagai Ketua Komisi A dan Anggota Komisi A lainnya Leksi Lintuuran.
Sementara itu, seorang tenaga honorer Frans Gerson Denis Umbora, mengaku dirinya sudah bekerja di sekretariat Dewan sudah tujuh tahun lamanya sebagai tenaga honorer. Jika disesuikan dengan formasi penerimaan untuk ikut test CPNS pada tahun 2021 ini, tentu dirinya bersama rekan – rekan lainnya sudah sepantasnya masuk dalam nama-nama pengangkatan K2
Menanggapi keluhan tersebut, Daud Bunga mengungkapkan apa yang disampaikan bukan hanya oleh lingkup DPRD Mimika namun keluhan itu juga disampaikan oleh tenaga honorer lingkup OPD lainnya.
“Ada yang baru dua tiga tahun baru dipaksakan untuk masuk. Justru ada yang empat tahun keatas tidak diakomodir. Bahkan ada temuan yang sudah mengabdi 14 tahun juga ada,” ujarnya.
Menanggapi keluhan nasib puluhan tenaga honorer tersebut, Anggota DPRD dari Komisi A akan mengundang Sekda dan BKD untuk rapat dengar pendapat ( RDP).
Sementara itu, Nurman Karupukaro juga menyampaikan khusus untuk Amungme Kamoro sekitar 14 orang yang saat ini di sekretariat DPRD, sampai sekarang tidak tahu nasibnya seperti apa.
“Jadi kami minta kejelasan nasib mereka, siapa yang bisa membuka itu. Mungkin bagian kepegawaian kah. Usulan mereka ini betul-betul apakah sudah diusulkan atau belum. Mereka ingin tahu, karena banyak beredar informasi dan harusnya sudah disampaikan ke Sekretaris Dewan nama- nama yang diusulkan,” katanya.
Nurman meminta kejelasan proses pengangkatan tersebut karena menurutnya ada beberapa honorer yang baru satu bulan bekerja sudah diusulkan untuk mengikuti pengangkatan.
“Saya minta kejelasan mereka untuk diajukan. Karena ada usulan baru yang disampakai oleh Sekwan ada yang baru honor satu bulan disini ada diusulkan. Kalau bisa yah transparan berapa yang diusulkan. Berapa yang diusulkan apakah 13,14 atau digabungkan jadi satu, kita tidak tahu makanya diminta untuk terbuka jangan tertutup. Bahkan dalam sini ada honor- honor yang sudah lama tapi tidak diajukan,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua II DPRD Mimika, Yohanes Felix Helyanan, mengungkapkan dirinya belum tahu informasi tersebut. Sehingga perlu dilakukan seleksi secara terbuka.
“Semua orang harus tahu bahwa nama yang ada pada kuota 600 orang yang diminta ini itu juga perlu terbuka untuk umum dan harus dibuka data-data karena memang sangat disayangkan kalau hanya dimasukkan orang-orang yang ibaratnya itu notabenenya adalah belum punya pengabdian apa-apa di kabupaten ini tiba-tiba bisa ada di dalam daftar nama mereka dan lolos,” paparnya.
Seperti di Sekretariat Dewan saat ini.Ada tenaga honorer sudah mengabdi cukup lama bahkan ada yang sudah senior 10 tahun tidak diakomodir. Padahal tenaga mereka sangat dibutuhkan seperti contoh dibagian keuangan.Mereka sangat loyal terhadap tanggungjawab mereka,”ungkap Jhon Tie sapaannya.
Ia juga mengharapkan agar tenaga honorer yang ditempatkan di daerah pelosok adalah mereka yang dapat menyatu dengan daerahnya. (Anis)