Timika, APN – Empat Perda Inisiatif yang diajukan Tim Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Mimika kepada Pimpinan DPRD, hanya tiga yang disetujui sedangkan salah satunya dipending. Keputusan tersebut diambil pada rapat Bapemperda dengan pimpinan DPRD Mimika di gedung Serbaguna DPRD, Senin (15/8/2022).
Saat ditemui wartawan usai rapat, Wakil Ketua I DPRD Mimika, Alex Tsenawatme mengatakan, rapat tersebut untuk mendapatkan persetujuan dari anggota DPRD dan Pimpinan DPRD tentang kelanjutan perda inisiatif. Satu perda yang akhirnya dipending karena keterbatasan waktu dan biaya.
“Rapat tadi adalah salah satu tahapan untuk penetapan Perda. Karenanya harus mendapatkan persetujuan dari Pimpinan DPRD,” ujarnya.
Alex menjelaskan, perda yang disetujui adalah Perda perlindungan tenaga kerja lokal, Perda perlindungan Hak Cipta Seni dan budaya, dan Perda Perlindungan hak wilayah dan batas wilayah. Sedangkan perda yang dipending adalah Perda Perlindungan Bahasa Daerah Amungme-Mimika Wee.
Sedangkan Ketua Bapemperda DPRD Mimika, Iwan Anwar mengatakan, perda yang disetujui tersebut akan dirubah judulnya dan akan dikonsultasikan dulu di Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham) Papua. Setelah ada kajian akademisnya barulah bisa ditentukan judulnya.
“Akan kami konsultasikan kembali untuk kita bahas kemali judulnya, karena judulnya menentukan isinya. Jangan sampai kita tentukan judul lain isinya lain. Itu yang orang bilang latihan lain main lain,” ujarnya.
Ketika ditanya, pertimbangan Bapemperda melakukan pending 1 perda, Iwan menjelaskan, penundaan itu terkait persoalan waktu, yang tinggal 3 bulan. Selain itu penyediaan anggaran untuk penyusunan Perda tidak maksimal.
“Kalau soal anggaran, satu Perda membutuhkan biaya dengan estimasinya kurang lebih Rp 300an juta, yaitu mulai dari perencanaan sampai selesai. Jadi Tiga Perda kurang lebih membutuhkan Rp 1 Miliar,” kata Iwan.
Iwan menjelaskan, perda-perda itu nantinya juga dilakukan uji publik, untuk melihat apakah perda tersebut cocok atau mendapat penolakan dari masyarakat.
“Nanti dalam perjalanan, ada konsultasi akan dilakukan pada fraksi – fraksi, dan begitu sudah menjadi draf kita akan plenokan kembali pada fraksi-fraksi untuk menilai. Dari penilaian inilah yang akan kita dengar atau yang disebut dengan tanggapan fraksi apakah menerima atau menolak. Tapi kita tetap optimis pada tahun anggaran ini bisa selesai,” pungkasnya.