Timika, antarpapuanews.com – Dalam upaya percepatan eliminasi malaria di Kabupaten Mimika, Dinas Kesehatan mengajak sektor swasta dalam hal ini perusahaan maupun pihak terkait lain.
Dalam penyampaiannya perwakilan Community Health Development (CHD) PTFI Govert Waramori mengatakan saat ini malaria tidak hanya menjadi masalah bagi Mimika, tetapi juga Papua. Dirinya menilai masalah malaria bukan hanya masalah pemkab, dinkes, tetapi juga pihak swasta.
“Salah satu bentuk kerjasama yang telah terbentuk adalah program Public Plague Partnership atau kerjasama antara swasta dengan pemkab. Hasil dari program tersebut adalah Malaria Center di Mimika, setelah itu ada SK juga,” ungkapnya dalam kegiatan yang digelar di Hotel Grand Tembaga tersebut. Kamis (22/10).
Lanjutnya, pihaknya pun sudah mengunjungi beberapa perusahaan di Kabupaten Mimika, baik mitra, kontraktor maupun sub kontraktor PTFI.
“Masalah malaria itu juga masalah sektor swasta, karena kita punya karyawan yang juga bisa kena malaria, sebagai contoh kami (PTFI) yang ada dibidang malaria, itu karyawan juga positif malaria. Hal itu jadi tantangan juga bagi kami,” ungkapnya.
Maka dari itu pihaknya meminta kepada perusahaan maupun pihak swasta lain untuk mendukung dalam upaya eliminasi malaria yang dilakukan oleh pemerintah.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynol Ubra mengatakan pemkab tidak hanya ingin sektor swasta hanya melakukan investasi saja.
“Tahun lalu kita juga sudah membahas tentang hal ini, dan disepakati akan adanya Promosi pencegahan, tetapi sampai dengan saat ini, saya merasa belum terealisasi,” tuturnya.
Ia menambahkan, mungkin sektor swasta bisa memanfaatkan media informasi yang ada di perusahaan masing-masing untuk melakukan promosi pencegahan. Sehingga karyawan bisa lebih mengerti tentang malaria.
Lanjutnya, semua penyakit baik kasus malaria, covid juga stunting dapat dikurangi dengan adanya kerjasama lintas sektor, dengan cara promosi, preventif.
“Promosi preventif itu sangatlah penting saat ini, karena obat tidak akan pernah cukup kalau hanya menunggu orang yang sakit. Maka dari itu diperlukan promosi pencegahan,” pungkasnya. (Eye)