Timika, APN – Terhambatnya Pelayanan kesehatan kepada para pengungsi karena tenaga kesehatan yang dikirim oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika beberapa waktu lalu terpapar covid-19, membuat Dinkes Mimika berencana mengirimkan 12 nakes tambahan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Reynold Ubra mengatakan beberapa waktu lalu pihaknya telah mengirimkan lima tenaga kesehatan untuk melakukan pelayanan kesehatan di Banti untuk memberikan pelayanan kesehatan tetapi tiga tenaga kesehatan (Nakes) yang dikirim terpapar covid.
Untuk pelayanan kesehatan di Banti dan sekitarnya, kami sudah merespon dengan mengirim 5 nakes yang terdiri dari satu orang dokter, satu perawat, satu bidan, satu analis kesehatan, dan satu tenaga farmasi yang naik didampingi oleh kepala Puskesmas,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Rizal Ubra dalam rapat koordinasi Satgas Covid-19, Selasa (23/2)
Menurut Rey, penyebab terpaparnya ketiga tenaga kesehatan tersebut karena mereka diharuskan pulang-pergi antara zona merah dan hijau. Pihaknya pun coba melakukan investigasi, wawancara, dan mengumpulkan data, ternyata resiko tim kesehatan tersebut terpapar cukup besar jika pulang-pergi.
Jadi kan mereka tinggal di Mile 68, pagi pergi pelayanan siangnya pulang, kami coba melakukan evaluasi ternyata kalau mereka bolak balik, dari zona merah ke hijau itu membawa resiko yang besar,” tegasnya.
Lanjutnya meskipun para nakes tersebut mematuhi protokol kesehatan, namun alat seperti meja, alat transportasi yang ada di sekitar mereka di zona merah bisa saja menyebabkan mereka terpapar.
Rey melanjutkan, 12 orang nakes yang akan naik akan diminta untuk tinggal di Zona Hijau, hal ini dilakukan agar nakes tersebut tidak terpapar. Kendati demikian pengiriman 12 nakes tersebut masih menunggu pertemuan dengan forkopimda.
Nah hanya saja persoalannya bagaimana keamanan disana. Sebagai Kepala Dinas Kesehatan kami meminta jaminan keamanan,” ujarnya.
Semakin banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar menurut Rey berdampak pada semakin besarnya kemungkinan mereka (Nakes) akan menularkan dan terhambatnya pelayanan kesehatan. Maka dari itu untuk mengurangi masalah, nakes harus menetap di Banti dengan jaminan keamanan.
Ketika mereka bolak balik pelayanan juga tidak efektif, misalnya kalau malam ada ibu yang mau melahirkan, bagaimana? Di Banti juga untuk tempat tinggal nakes sudah disediakan oleh Freeport dan sarana listrik, air bersih juga sudah tersedia,” pungkasnya. (Aji-Cr01)