Dinkes Lakukan Pertemuan Surveilans Gizi Tahun 2020

Antar Papua

Timika, antarpapuanews.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika melakukan pertemuan surveilans gizi tahun 2020 guna menyamakan persepsi.

“Kegiatan ini sudah berjalan selama dua hari dimulai dari tanggal 6 sampai dengan hari ini, terkait dengan surveilans gizi ada beberapa indikator yang dibicarakan, yaitu untuk menyamakan persepsi dari teman-teman Puskesmas yang ada di Kabupaten Mimika ini,” ujar Lenni Silas, selaku Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, saat ditemui wartawan di Hotel Grand Tembaga, Jl. Yos Sudarso, Sabtu (7/11).

Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Program Gizi, dimana kedua program ini sasarannya sama yaitu dimulai dari remaja putri, ibu hamil, bayi balita, seperti siklus yang berputar.

“Intervensi kita sama, karena stunting ini bermuaranya dari situ, jadi remaja putri ini kita intervensi dengan tablet tambah darah, jadi remaja putri ini mereka memang siap untuk menjadi seorang ibu kelak,” jelasnya.

Baca Juga |  Dinas PUPR Susun RTBL Jalan Cendrawasih dan Budi Utomo Ujung

Lenni juga mengatakan bahwa ketika remaja putri ini menjadi seorang ibu, kemudian dia dipersiapkan untuk hamil, ketika ibu hamil ini kondisinya dalam keadaan sehat tentunya harus ada intervensi bahwa ibu hamilnya juga rutin mengikuti Antenatal Care (ANC), ini yang terkait dengan program KIA.

“Ketika ibu itu sementara hamil, maka akan diberikan juga tablet tambah darah, jangan sampai dia anemia ketika hamil,” pungkasnya.

Ada beberapa tindakan intervensi ketika hamil, dan ketika bayi itu lahir apakah dia sehat atau tidak, karena ada juga bayi yang lahir dengan berat badan rendah yaitu dibawah 2.500 gram, dan itu dikategorikan berat badan bayi rendah, normalnya bayi lahir dengan berat badan 2.500 gram waktu lahir.

Baca Juga |  Mimika Bakal Punya Stadion Baru, Berstandar FIFA?

“Program gizi itu ada indikator bayi yang wasting, stunting, underweight itu kurang berat badan, jadi ini yang kita persiapkan nanti agar bayi balita dalam pertumbuhan dan perkembangan normal. Terkait dengan stunting lagi, jadi ini yang menjadi muaranya stunting, kalau tidak kita intervensi dari remaja putri, ibu hamil bisa lahir nanti Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), jadi kita kita tetap memberikan edukasi baik dari remaja putri maupun ibu hamil,” tuturnya.

Kegiatan ini juga untuk melihat progres dari pada program yang ada di Puskesmas. (Aniz)

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News