Timika, APN – Dinas Kesehatan Mimika sudah menyiapkan 10 daftar penerima vaksin perdana yang akan dilaksanakan pada 20 Januari 2021 mendatang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra mengatakan selain Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob, Kepala Kejaksaan Negeri Mimika, Mohamad Ridosan, juga masuk daftar 10 penerima vaksin perdana bersama Kepala Pengadilan, Ketua MUI, Ustadz H.M Amin, Direktur RSUD Mimika, dr.Anton Pasulu serta perwakilan dari lembaga adat Amungme dan Kamoro, termasuk dirinya sendiri.
Meski belum melalui screening, Rey mengapresiasi keterbukaan dan kesiapan 10 orang ini yang direncanakan tersebut.
Kita sedang menyampaikan surat untuk kemudian mengisi lembar screening,” kata Reynold saat ditemui Wartawan, di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Mimika, Jumat (15/1).
Jika hasilnya baik atau tidak ditemukan penyakit komorbit, maka nama mereka akan didaftarkan melalui aplikasi Peduli Lindungi.
Rey menjelaskan setelah semua (data) diisi, maka notifikasi akan dikirimkan melalui SMS langsung kepada pemilik atau orang yang mendaftar.
Semua akan seperti ini nanti, mendapat notifikasi berupa SMS blast,” tuturnya.
Alasan Bupati Mimika, tidak lagi masuk dalam list daftar 10 penerima vaksin perdana kata Rey, karena Bupati Mimika sudah pernah terinfeksi atau penyintas, begitupun dengan Kapolres Mimika.
Kriteria orang yang menerima vaksin covid-19 yaitu sedang tidak hamil, kemudian bukan penyintas covid-19 atau belum terpapar covid. Kemudian yang ketiga adalah tidak memiliki komorbit,” jelasnya.
Rey menilai, keterbukaan Bupati dan Kapolres Mimika yang mengatakan pernah terpapar covid-19 harusnya menjadi contoh, bagi yang sudah pernah terpapar covid-19, karena hal ini sangat penting dalam hal vaksinasi. Kejujuran dan keterbukaan.
Media pun kata Rey memiliki peran penting dalam hal membantu Pemerintah untuk melakukan sosialisasi kenapa penyintas covid-19 tidak diberikan vaksin dan kisah sukses penyintas melawan virus tersebut.
Kenapa penyintas tidak lagi bisa di vaksin covid-19 karena percuma, daya lindungnya hanya 30 persen,” ujarnya. (Aji-cr01)