Timika, antarpapuanews.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Mimika, bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua, menggelar kegiatan sosialisasi Materi dan Media KIE dengan materi Pengasuhan 1000 HPK dalam pencegahan stunting. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Hotel Cendrawasih 66, Jumat (16/10).
Dalam kegiatan tersebut hadir Penjabat Sekretaris Daerah Jenni O Usmani sebagai perwakilan Bupati Mimika, dan Narasumber yakni Tirza Laura Itaar yang merupakan perwakilan dari BKKBN Provinsi Papua.
Dalam penyampaianya, Jenni mengatakan, salah satu masalah yang menjadi perhatian utama saat ini adalah masih tingginya anak balita kerdil atau stunting. Menurut data di Indonesia dari 10 balita, 3-4 diantaranya merupakan balita stunting.
Jenni menjelaskan, stunting pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia 2 tahun.
“Periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK) sudah seharusnya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik kecerdasan dan produktivitas seseorang di masa depan.
,” ujarnya dalam sambutan.
Lanjutnya, saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah lainnya. Situasi ini jika tidak di atasi dapat mempengaruhi kinerja pembangunan Indonesia baik yang menyangkut pertumbuhan ekonomi kemiskinan dan ketimpangan.
Penanganan stunting perlu koordinasi antar sektor dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat daerah dunia usaha masyarakat umum dan lainnya.
“Presiden dan wakil presiden berkomitmen untuk memimpin langsung upaya penanganan stunting agar penurunan prevalensi stunting dapat dipercepat dan dapat terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia,” tegasnya.
Penurunan stunting memerlukan intervensi penanganan yang terpadu dari semua instansi baik vertikal seperti BKKBN maupun perangkat daerah swasta dan masyarakat serta keluarga yang mencakup intervensi gizi.
“Salah satu upaya penurunan stunting adalah memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua pendidikan pengasuhan pada orangtua dapat berupa memberikan informasi pengasuhan terkait 1000 HPK melalui kelompok BKB atau Bina Keluarga Balita pesatnya pada keluarga yang mempunyai anak dibawah dua tahun (Baduta),” pungkasnya.
Sementara itu narasumber kegiatan Tirza Laura Itaar mengatakan saat ini penangan terkait dengan stunting harus dilaksanakan oleh semua pihak. Menurutnya, bila tidak ada kerjasama lintas sektor maka akan sulit menangani masalah tersebut.
“Jika masalah stunting ini dibiarkan maka akan berpengaruh kepada progress pembangunan kita (Indonesia), karena kualitas Sumber Daya Manusia yang menurun dari tahun ke tahun akibat stunting,” tegasnya.
Lanjutnya, selain terkait dengan gizi pengetahuan tentang parenting serta kesehatan lingkungan rumah juga sangatlah penting untuk diperhatikan.
“Pengetahuan terkait dengan parenting sangatlah penting, karena berkaitan dengan kualitas keluarga, salah satunya adalah tentang balita, terutama pada 1000 Hari Pertama Kelahiran,” tutupnya. (Eye)