Antarpapua.com – Kode QR atau QR Code kini digunakan secara luas di berbagai tempat, baik untuk pembayaran, petunjuk lokasi, atau bahkan untuk menampilkan daftar menu di restoran. Kepopuleran kode berbentuk kotak-kotak ini meningkat pesat sejak pandemi COVID-19 yang mendorong sistem “tanpa sentuhan” untuk meminimalisir penyebaran virus.
Meskipun semakin populer dan sering digunakan, banyak orang yang tidak mengetahui asal usul dan kepanjangan dari Kode QR.
Dilansir dari IFL Science, QR merupakan singkatan dari “Quick Response” atau “Respon Cepat”. Sistem kode ini dikembangkan 30 tahun lalu, pada tahun 1994 oleh Masahiro Hara dan timnya di DENSO, sebuah perusahaan Jepang yang terlibat dalam pengembangan teknologi barcode.
Perusahaan tersebut didekati oleh pabrik mobil yang mengeluhkan bahwa barcode tidak lagi memenuhi kebutuhan mereka karena masing-masing hanya dapat menampung sekitar 20 karakter informasi. Ketika inventaris perusahaan mobil semakin bertambah, kotak-kotak mereka memerlukan banyak kode batang, yang sangat tidak efisien bagi tenaga kerjanya.
Hara, yang saat ini menjadi chief engineer di DENSO, mendapat inspirasi ketika melihat papan permainan Go. Dia terkesan dengan banyaknya informasi yang dapat dikodekan dalam bentuk tersebut.
“Kami sudah membuat pembaca barcode selama 10 tahun, jadi kami memiliki pengetahuannya. Saya melihat ke papan dan berpikir cara batu-batu tersebut disusun di sepanjang kisi-kisi… bisa menjadi cara yang baik untuk menyampaikan banyak informasi pada saat yang bersamaan,” kata Hara kepada Guardian pada tahun 2020.
Kode QR terbukti sukses besar di dunia pabrik mobil Jepang, namun Hara terkejut dengan banyaknya penerapan lain dari penemuannya, termasuk pembayaran keuangan dan pelacakan infeksi selama pandemi COVID-19.
“Saya sangat senang bahwa ini telah digunakan untuk membantu meningkatkan keselamatan masyarakat. Pada tahun 1994 kami fokus pada penggunaannya dalam perekonomian… kami tidak pernah menyangka akan digunakan untuk hal seperti ini,” tambah Hara.
Kode QR standar dapat menyimpan hingga 7.089 karakter numerik, 4.296 karakter alfanumerik, 2.953 byte biner, atau 1.817 karakter kanji – jauh lebih banyak informasi daripada kode batang sederhana. Bahkan jika kodenya terdistorsi atau dikaburkan, pemindai masih dapat memahaminya, sehingga sangat praktis di dunia nyata yang tidak dapat diprediksi.
Hara memiliki ambisi untuk mengembangkan mahakaryanya. Berbicara di Ahmedabad Design Week 4.0 pada Januari 2023, dia mengisyaratkan bahwa dia sedang dalam proses mengembangkan Kode QR 2.0.
“Saya sedang dalam proses menemukan kode QR baru. Namun, ini akan memakan waktu. Berbeda dengan versi saat ini, sistem kode baru akan memiliki warna dan mungkin berbentuk persegi panjang, bukan bentuk persegi saat ini,” kata penemu tersebut pada acara tersebut.
“Kode QR (quick response) baru akan didesain sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan lebih banyak informasi dibandingkan desain saat ini,” tambahnya. (*/okezone.com-Antarpapua.com)