NTT, Antarpapua.com – Gunung api Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, kembali mengalami erupsi pada Kamis, 19 Juni 2025, pukul 10.08 WITA. Meski tinggi kolom erupsi tidak teramati secara visual akibat tertutup kabut, aktivitas vulkanik ini terekam jelas oleh peralatan seismograf dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi gempa selama 45 detik.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui laporan resmi yang disampaikan oleh Yohanes Kolli Sorywutun, A.Md., memberikan sejumlah rekomendasi kepada masyarakat dan pemangku kepentingan guna mengantisipasi potensi bahaya lanjutan.
Rekomendasi dan Imbauan Resmi
- Larangan Aktivitas dalam Radius Bahaya
Masyarakat serta wisatawan dilarang melakukan aktivitas dalam radius 7 km dari pusat erupsi. Khusus pada sektor barat daya hingga timur laut, zona larangan diperluas menjadi 8 km. - Menghindari Disinformasi
Warga diminta tetap tenang dan senantiasa mengikuti arahan resmi dari pemerintah daerah. Informasi yang tidak bersumber dari otoritas terkait agar tidak disebarluaskan. - Waspadai Lahar Hujan
Potensi banjir lahar hujan harus diantisipasi, terutama bagi penduduk yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki. Daerah yang perlu meningkatkan kewaspadaan antara lain Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote. - Perlindungan dari Abu Vulkanik
Masyarakat yang berada di wilayah terdampak hujan abu diimbau menggunakan masker atau pelindung hidung dan mulut untuk mencegah gangguan pernapasan. - Koordinasi Pemerintah Daerah dan Pusat
Pemerintah daerah diminta terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, serta dengan PVMBG di Bandung untuk memastikan informasi dan penanganan bencana berjalan optimal. - Kontak Darurat dan Informasi Resmi
Informasi lebih lanjut mengenai aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki dapat diperoleh dengan menghubungi Pos Pengamatan setempat atau PVMBG melalui nomor telepon: (022) 7272606.
Erupsi ini menandai aktivitas vulkanik yang perlu diwaspadai secara serius, terutama mengingat potensi bahaya sekunder seperti banjir lahar dan penyebaran abu. Pemerintah dan masyarakat diharapkan bahu-membahu dalam menjaga keselamatan dan terus memperbarui informasi dari sumber yang kredibel. (Magma Indonesia/Antarpapua.com)