Timika, APN – Masalah perawatan dan peningkatan gizi masyarakat di Kabupaten Mimika sejauh ini tidak sepenuhnya menjadi tanggungjawab pihak Dinas Kesehatan saja, karena harusnya memang bisa ada keterlibatan berbagai pihak dari lintas sektor. Semua stakeholder terkait harus punya peran untuk ikut memperbaiki dan melakukan peningkatannya.
Tingkat partisipasi masyarakat untuk soal perawatan dan peningkatan gizi ini memang masih sangat rendah, terutama untuk kondisi gizi dari remaja putri, ibu hamil sampai 1000 hari kehidupan. Itu sangat rendah sehingga memang harus ada peran serta masyarakat dan lintas sektoral,” jelas Penanggung Jawab Gizi di Puskesmas Timika Jaya, Dewi S. Sorontouw, SKM., M.Kes saat ditemui Wartawan di ruang kerjanya, Rabu (13/1).
Situasi perkembangan gizi di Puskesmas Timika Jaya sendiri sejauh ini, dikatakannya, masih menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat yang masih sangat rendah sekali. Untuk aksi layanan seperti pelayanan Posyandu itu saja hanya mencapai 49 persen masyarakat yang terlibat, mungkin karena dipengaruhi oleh wabah corona.
Sementara untuk soal jumlah balita yang berat badannya mengalami peningkatan itu juga hanya mencapai jumlah 51 persen, dan status gizi di bawah garis merah (BGM) ini ada 17 kasus dan dan gizi buruk sendiri hanya ada 1 orang.
Dewi juga mengharapkan agar ke depannya harus ada kerjasama lintas sektor, terutama stakeholder-stakeholder yang berkepentingan langsung dengan masyarakat.
Kami dari dinas kesehatan terus bekerja dengan semaksimal mungkin dengan apa yang ada, semoga di tahun 2021 ini tidak ada lagi yang namanya kasus gizi buruk, kurang gizi dan sebagainya,” harapnya. (Anis cr02).