Timika, APN – Kabupaten Mimika mendapat bantuan 48 Unit Menara Base Transceiver Station (BTS) dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mempermudah akses komunikasi masyarakat di daerah pedalaman. Hal ini disampaikan oleh Kepala Diskominfo Kabupaten Mimika, Abraham Kateyau saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (15/3/2022).
Abraham menjelaskan bantuan 48 unit tersebut akan dipasang di beberapa kampung yang ada di Distrik Tembagapura, Alama, Hoya, Jila, Agimuga dan Amar.
Kendati mendapatkan bantuan menurut Abraham Mimika tidak masuk dalam daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T) sehingga sarana yang akan dibangun adalah sarana yang dapat menghubungkan satu kampung dengan kampung lain berupa jaringan telekomunikasi.
“Jadi jarak antara tower dibawah tower yang lebih besar-besar dan tower ini pakai tenaga surya,” jelas Abraham.
Tim dari Kementerian saat ini bersama dengan Diskominfo Mimika sudah mulai melakukan survey ke beberapa lokasi yang akan dibangun menara BTS.
“Ada tim survey dari kementerian didampingi dengan Dinas Kominfo. Sekarang lagi berangkat ke Agimuga,” jelasnya.
Abraham pun mengakui kendala yang sering ditemui adalah masalah tanah, ia pun berharap hal tersebut tidak terjadi saat tim melakukan survey, namun jika ditemukan, kendala tersebut harus dapat diatasi.
Abraham menekankan, pembangunan dilakukan demi kepentingan masyarakat, sehingga pihaknya pun telah menyurat kepada kepala distrik membantu untuk menyiapkan lahan.
“Harapan kami kepala Distrik bisa membantu berkomunikasi dengan masyarakat sehingga ada lahan sekitar 20×20 yang dibebaskan untuk sarana itu, pihak kementerian pun berharap seperti itu, tapi kalau memang menjadi persoalan (masalah tanah) maka pasti akan di relokasi atau dipindahkan ke tempat lain,” jelasnya.
Salah satu wilayah yang menjadi perhatian agar dibangun sebuah menara BTS adalah pantai Koperapoka dan Muara Manasari. Sebab, lokasi tersebut dinilai rawan kecelakaan laut.
“Kebanyakan orang meninggal karena terlambat dapat pertolongan. Jadi memang kebanyakan orang alami kecelakaan kita ketemu dalam keadaan tidak bernyawa itu karena kehilangan kontak, karena terkendala jaringan” katanya.
Abraham juga mengklaim PTFI juga meminta pihaknya untuk membangun BTS di lokasi tersebut (Pantai Koperapoka dan Muara Manasari).
“kita siap bangun itu. Memang harus kita bangun karena kasihan sering terjadi kecelakaan, daerah itu juga satu-satunya untuk akses masyarakat melintas. Sehingga ini bisa maksimal karena kalau faktor lapangan mendukung pasti semua bisa terealisasi dengan baik,” ucapnya.
Sementara itu, untuk wilayah Tembagapura dan daerah pegunungan lainnya, Abraham mengatakan pihaknya sudah menyurat ke Freeport untuk meminta dukungan transportasi bagi para petugas survey namun belum mendapatkan jawaban.