Timika, antarpapuanews.com – Dalam rangka memperingati hari nasional ke-56 Dinas Kesehatan menggelar pertemuan Diseminasi Program Kesehatan tahun 2020. Kegiatan tersebut digelar di Hotel Grand Mozza, Kamis (12/11).
Kegiatan tersebut diisi dengan pemaparan hasil evaluasi beberapa bidang Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika. Selaku sekretaris sekaligus ketua panitia kegiatan Marcelino Mameyau mengatakan memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-56 yang jatuh pada tanggal 12 November, Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika melakukan pertemuan Diseminasi Program Kesehatan 2020 dengan tujuan meningkatkan kerjasama antar stakeholder terkait maupun Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memperkuat pelayanan kesehatan dasar di Kabupaten Mimika.
“Pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat adalah hak semua warga negara, yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah, dan target pemenuhan hal tersebut harus 100 persen,” tegasnya.
Selanjutnya dalam penyampaiannya Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Kabupaten Mimika Lenni Silas dalam presentasinya mengatakan berdasarkan analisa situasi Angka Kematian Ibu Maternal hingga Agustus 2020 terdapat 2 kematian dari 1789 kelahiran hidup, kemudian kematian prenatal atau bayi dilaporkan hingga Agustus 2020 dilaporkan terdapat 13 angka kematian dari 1789 kelahiran hidup.
Lenni melanjutkan sementara untuk laporan dari program kesehatan Ibu per Agustus dari target 5872 bumil, target kontak ibu hamil pertama kali dengan petugas kesehatan pada trimester 1 (K1) hanya mencapai 36,3 persen, kemudian capaian Bumil K4 atau kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III hanya mencapai 21,4 persen.
Sementara untuk status gizi pada balita periode Januari-Oktober Dinkes mencatat Gizi kurang (Wasting) di Mimika mencapai 12,60 persen, Stunting 21,23 persen, Gizi Buruk 7,9 persen.
“Mimika sendiri termasuk menjadi lokus penanganan stunting dari 260 Kabupaten/kota di Indonesia,” paparnya.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Francisca Kilangin memaparkan dari hasil kegiatan bidangnya yakni dari program TBC, dengan sub pemeriksaan TBC sesuai standar dari sasaran 10.314 hanya berhasil mencapai 3.845, Pengobatan pasien TB sensitif obat sasaran 1910 capaian 1126, Pengobatan Pencegahan TBC (TPT) sasaran 320 capaian 59, Investigasi Kontak sasaran program 1126 capaian 170, dan terakhir pengobatan TBC Resisten Obat sasaran sebanyak 53 pencapaian hanya 12.
“Khusus untuk program kusta berdasar data penemuan dan pengobatan kusta sasarannya 100 capaiannya 70. Kemudian Malaria seluruhnya hampir mencapai target,” jelasnya.
Adapun beberapa kendala yang disampaikannya yakni masih banyak Puskesmas yang belum melakukan pemeriksaan TB, Malaria, HIV dan Kusta. Banyak Puskesmas yang belum memliki lab, tenaga analisis dan dokter.
Berdasarkan data yang tercatat Bidang Pelayanan Kesehatan terdapat beberapa wilayah sasaran pelayanan kesehatan bergerak yakni Kampung Yapakopa, Aindua, Ararau, Ipaya, Sumapro dan Banti.
“Adapun kriteria yang membuat kampung tersebut dipilih dalam program kesehatan bergerak adalah pertama kampung bermasalah penyakit terabaikan, bermasalah konflik keamanan dan bermasalah karena berdekatan dengan Kabupaten Lain,” ujar Kabid Pelayanan Kesehatan, Jenni Pandalingan.
Menurut Jenni, Kampung Yapakopa, Aindua, Ararau bermasalah tentang penyakit terabaikan. Kampung Ipaya bermasalah tentang Kesehatan Ibu dan Anak, Kampung Sumapro bermasalah karena berada diperbatasan dengan Kabupaten lain, dan Kampung Banti yang memiliki masalah tentang Keamanan.
Kemudian berdasarkan penyampaian dari Kepala Bidang Sumber Daya Tenaga Kesehatan Eddy Paundanan mengatakan terdapat beberapa kendala yang saat ini dihadapi yakni perekrutan tenaga kesehatan yang tidak sesuai dengan alur dan jenis kebutuhan, penumpukan jenis tenaga kesehatan tertentu di setiap Puskesmas khususnya dalam kota, dan laporan soal SDM kesehatan dan rencana kebutuhan belum terlaporkan dengan tepat waktu, lengkap dan terupdate.
“Capaian ketersediaan tenaga kesehatan di Kabupaten Mimika saat ini mencapai 112 persen, artinya tenaga yang ada lebih banyak daripada tenaga yang kita butuhkan,” tegasnya.
Sementara itu Wakil Bupati Kabupaten Mimika Johannes Rettob mengatakan dengan pemaparan yang sudah dilakukan menunjukan bahwa sangat perlu dilakukan kerjasama yang intensif dari berbagai pihak, tidak hanya bidang kesehatan untuk meningkatkan kualitas kesehatan.
“Bidang kesehatan hanya memberikan kontribusi 25 persen, sementara sisanya adalah hasil kerjasama dari berbagai sektor untuk bisa menyehatkan masyarakat. Contohnya stunting, dari segi kesehatan penanganannya tidak sulit, karena hanya pemenuhan gizi. Tetapi ternyata faktor air bersih sangat berpengaruh, masa Kesehatan juga yang mau bikin? Maka dari itu kerjasama itu sangat penting,” jelasnya. (Eye)