Timika, antarpapuanews.com – Kepala Puskesmas Timika, Distrik Mimika Baru, dr. Moses Untung, ketika ditemui wartawan, Rabu (17/9) mengatakan akan berkoordinasi dengan mitra kesehatan yang ada di wilayah kerjanya terkait pendataan jumlah kasus malaria selama tahun 2020.
dr. Moses menjelaskan, hingga Juli 2020, data kasus malaria di Puskesmas Timika hanya sebanyak 3.939 kasus atau kejadian malaria per 1000 penduduk hanya 57,43 dan tidak seperti tahun sebelumnya. Artinya kasus malaria mengalami penurunan.
“Ini ada dua kemungkinan yaitu karena situasi pandemi covid-19, sehingga membuat masyarakat lebih sedikit untuk berkunjung dan sebenarnya wilayah puskesmas Timika ini banyak mitra, mungkin masyarakat juga lebih banyak tidak mengakses ke puskesmas tetapi lebih mengakses ke layanan selain puskesmas, mungkin di dokter praktek mandiri dan klinik swasta,” tuturnya.
Untuk mengetahui jumlah kasus malaria yang juga ditangani oleh para mitra. Puskesmas Timika kata dr. Moses pada Oktober mendatang akan menggelar pertemuan bersama mitra untuk mendata kasus yang ditangani masing-masing mitra.
“Kasus-kasus malaria ini tidak lewat begitu saja tetapi juga tercatat di puskesmas, sehingga kita bisa memberikan gambaran yang sebenarnya, begitlah kejadian malaria yang terjadi di wilayah kita” ucapnya.
Kendati demikian, dr. Moses menjelaskan, jika membandingkan data kunjungan pasien pada pekan ke 30 di puskesmas Timika mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2019. Namun kasus malaria meningkat. Apa lagi kata dr. Moses bulan September hingga akhir tahun nanti biasanya terjadi tingkat penularan malaria yang cukup tinggi.
“Kasus malaria dalam tiga minggu terakhir ini mengalami penigkatan dan mungkin juga di puskesmas lain mengalami hal yang sama,” ujarnya.
Memasuki musim penghujan di Timika pada bulan-bulan terakhir ini kata dr. Moses, perkembangbiakan nyamuk lebih cepat karena musim hujan diselingi dengan panas. Sehingga tersedia genangan air yang cukup dan kelembapan serta temperatur yang cukup untuk bisa berkembang biak.
“Kalau hujan-hujan terus dia tidak bisa berkembang biak karena dia memerlukan suhu yang tepat untuk dia berkembang. Dan lingkungan kita juga kurang bersih,” tuturnya.
Untuk mendukung program kesehatan yang dicanangkan pemerintah terkait pemberantasan malaria di Mimika, dr. Moses berharap peran serta semua masyarakat terutama dengan menjaga lingkungannya tetap bersih, menerapkan pola hidup bersih dan tidak ada genangan air.
“Sampai kapanpun malaria tidak akan bisa hilang kalau kita tidak melakukan tiga hal yakni memutuskan penularan, cara memutuskan penularan yang terbaik adalah saat seseorang menderita malaria, dia harus minum obat sesuai dosis, tepat dosis, dan tepat waktu. Karena dalam penelitian kemarin, kasus kejadian malaria di Timika sekitar 50%-nya adalah kasus malaria kambuh/berulang,” kata dr. Moses.(Aniz)