Timika, Antarpapua.com – Sebenarnya, apakah yang menjadi tantangan di sekitar kita, anak-anak muda? Kalau kita menjawab tidak ada, maka anda bukanlah pemuda-pemudi Indonesia. Jaman sekarang, kita telah hidup berdampingan dengan teknologi. Anak muda pasti sangat erat dengan hal tersebut. Mereka sangat up to date dengan itu semua. Bahkan, ini merupakan sumber daya dari negara Indonesia sendiri untuk bisa terus mengembangkan peran kaum muda untuk memenuhi kebutuhan negeri.
Tapi sayangnya, seperti yang bisa kita lihat, bahwa banyak sekali kaum muda yang terlalu bergantung pada teknologi. Bahkan, tak jarang dari mereka yang sulit untuk lepas dari suatu alat bernama ‘gawai’. Gawai merupakan alat teknologi dengan berbagai macam bentuk, mulai dari Laptop, Smartphone, dan lain macamnya. Walau sebagai anak muda banyak sekali kemajuan keproduktivitasan yang mudah didapatkan melalui teknologi, ternyata juga banyak kemunduran keproduktifitasan.
Anak muda jaman sekarang sudah semakin sulit untuk membaca buku. Walau mereka sekarang banyak mengakses buku lewat e-book melalui gawai, namun berkat bantuan situs web di internet, mereka tidak perlu repot-repot untuk membaca buku lama-lama hanya untuk mencari satu informasi. Apalagi, sekarang sudah ada kecerdasan buatan yang semakin sempurna bentuknya untuk memanjakan banyak orang dengan kecanggihannya. Saya makin takut kalau nanti teknologi malah membuat kemampuan kognitif anak muda makin menurun. Mengapa bisa? Jika kognitif setiap orang tidak pernah diasah, maka kemampuan kognitif itu akan menjadi tumpul.
Berkah dari teknologi seakan menyirna ketika anak muda tak mampu untuk mendiskresikan kebutuhan terhadap teknologi. Anak muda masih punya kelabilan dalam hal itu.
Hari ini kita merayakan sumpah pemuda. Isi dari sumpah ini banyak mengarah pada keberanian para pemuda untuk terus tak henti mempertaruhkan nyawa untuk negara. Mereka telah memilih untuk berani mempertaruhkan nyawa untuk negara. Tapi, ketika kita melihat di jaman sekarang, apakah banyak anak muda yang mau mengatur dirinya dari paparan teknologi? Saya rasa masih ada tapi mungkin tak banyak. Maka ini adalah kesempatan untuk berani bertarung dengan diri sendiri. Bertarung dengan pilihan antara kebutuhan dan keinginan dalam berteknologi.
(*kompasiana.com/Antarpapua.com)