Timika, antarpapuanews.com – Kepala Kampung Nawaripi Norbertus Ditubun saat ditemui usai memberikan arahan kepada tim mengatakan, kegiatan stunting yang dilakukan merupakan program pemerintah untuk melakukan pendataan terhadap tumbuh kembang balita, mulai dari usia 0 bulan hingga 6 tahun dan juga ibu hamil.
“Kegiatan stunting di Nawaripi merupakan saran dari pemerintah supaya dilakukan pendataan terhadap balita Nawaripi usia 0-6 tahun,” kata Nurman sapaan Kepala Kampung Nawaripi, Rabu (7/10).
Ia menjelaskan, untuk pelaksanaan stunting, pihaknya memilih 30 ibu-ibu yang tergabung dalam kader PKK dan kader PKM yang berada di Kampung Nawaripi dipimpin langsung oleh istri Kepala Kampung.
Nantinya, tim yang dibentuk akan dibagi menjadi 5 kelompok yang didalamnya beranggotakan 6 orang, mereka akan melakukan pendataan di 18 RT.
Stunting ini bersumber dari anggaran ADD 2020 kampung Nawaripi sebesar Rp. 50 juta untuk kegiatan stunting untuk membeli APD dan konsumsi mereka selama stunting.
“Jadi, saya bentuk tim untuk mendata mulai dari RT 1 sampai RT 18 selama 3 hari,” jelasnya.
Usai pendataan selama 3 hari, barulah diketahui jumlah balita yang ada di kampung Nawaripi dan juga tingkat pertumbuhannya. Untuk itu dirinya berharap agar ada partisipasi dari masyarakat untuk memberikan data yang benar.
“Jadi, saya berharap, partisipasi masyarakat untuk membantu menyelesaikan stunting ini,” harapnya.
Sementara itu, Siti Yaurwarin, Pendamping Desa untuk Distrik Wania mengatakan, kampung Nawaripi merupakan salah 1 dari 4 kampung di Distrik Wania yang melaksanakan kegiatan stunting.
Siti menjelaskan, untuk pendataan stunting, ada beberapa item yang akan menjadi acuan pendataan, seperti data bayi, ibu hamil, kondisi rumah, posyandu, tenaga yang bertugas, dan PAUD beserta tenaga pengajar.
“Tadi kami format yang akan diisi itu ada 11, disitu ada data bayi usia 0-2 tahun, kemudian usia 2-6 tahun, ada sanitasi, mck, listrik, kemudian ada pendataan berapa posyandu, berapa tenaga petugas, posyandu itu ada berapa, dan apa saja yang dikasih kepada bayi dan ibu hamil saat ke posyandu, juga berapa PAUD yang ada di kampung Nawaripi disertai jumlah tenaga pengajar, dan latar belakang pendidikan,” jelasnya.
Ia berharap, semua item bisa diisi, sehingga kedepan data yang ada bisa menjadi dasar untuk pemberian bantuan bagi warga apabila ada bantuan dari pemerintah.
“Jadi diharapkan kegiatan ini dapat dimasukkan, karena setiap tahun mereka sudah mendata saat berada di posyandu,” harapnya.(Mrc)