Timika, APN – Dalam Rangka meningkatkan toleransi dan solidaritas antar umat beragama dan mensukseskan tiga event yang akan dilaksanakan di Mimika yakni PON XX Papua, Pesta Paduan Suara Gerejawi (pesparawi) ke XIII, dan Konferensi Gereja Kingmi, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Mimika menggelar doa lintas agama.
Hadir dalam doa bersama tersebut perwakilan dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha bersama Pemerintah dan Forkopimda Kabupaten Mimika, kegiatan tersebut digelar di salah satu hotel yang terletak di Jalan Cenderawasih, Selasa (8/6/2021).
Doa bersama tersebut dilakukan dengan cara yaitu masing-masing pemuka agama membacakan doa secara bergantian. Sedangkan para tamu undangan berdiri membentuk lingkaran sambil mendengarkan doa sesuai dengan keyakinannya masing-masing.
Ketua FKUB Mimika Ignatius Adii mengatakan Mimika merupakan salah satu Kabupaten yang luar biasa, karena akan menggelar tiga event besar. Maka dari itu pihaknya ingin mengajak semua pihak untuk berdoa bersama agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar, karena menurut Adii do’a merupakan salah satu sarana yang ampuh untuk menjawab hal tersebut.
“Do’a itu penting, tanpa do’a kita punya hidup ini tidak tenang, maka salah satu sarana agar kita hidup tenang hingga nanti di akhirat adalah do’a,” tuturnya.
FKUB juga berharap bisa mengadakan doa bersama di kantor Pemerintahan seminggu sekali, dan jika diperbolehkan muslim dan nasrani sesekali diskusi bersama.
Adii mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan Kesbangpol sebagai pembina dan tim forkopimda sebagai penasihat terkait diskusi tersebut.
“Selama ini diskusi tentang uang sudah biasa, tentang pembangunan juga biasa, namun jarang mendengar diskusi tentang Tuhan (ibadah dan sembahyang),” ujarnya.
Selanjutnya Wakil Bupati (Wabup) Mimika Johannes Rettob menuturkan bahwa doa besama ini merupakan inisiatif yang luar biasa. Karena menurutnya Kabupaten Mimika harus memberikan contoh kepada Kabupaten lain jika Mimika adalah Kabupaten yang sangat menjunjung tinggi toleransi dan solidaritas meskipun dari suku, budaya, tradisi, dan agama yang berbeda.
“Tuhan hadir dalam rencana-rencana kita, tanpa Tuhan, pekerjaan kita tidak bisa dilakukan dengan baik,” ujarnya. (Aji-cr01)