Timika, APN – Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob memberikan apresiasi kepada Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) terutama mengenai pola pembelajaran yang diterapkan.
Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob mengaku merasa bangga dan haru dengan penerapan pola pembelajaran yang diterapkan oleh Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP).
Hal tersebut disampaikan oleh Wabup Mimika usai berkeliling melihat ruangan dan proses pembelajaran di SATP didamping langsung oleh Direktur Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) Vebian Magal.
SATP merupakan binaan dari YPMAK yang merupakan yayasan pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia.
SATP berperan untuk mendidik dan membina anak-anak asli Suku Amungme serta Suku Kamoro, juga 5 suku kekerabatan lainnya.
“Saya haru dan bangga dengan SATP karena di Timika ternyata ada pola pendidikan seperti ini (berbasis teknologi) ,” kata Wabup setelah mengelilingi SATP, Senin (30/8/2021).
Menurut Wabup ada dua hal yang menurutnya patut dicontoh dari SATP. pertama, sekolah tersebut berbasis asrama yang menerapkan teknologi dan lingkungan dalam pembelajarannya.
Wabup melanjutkan contoh penerapan teknologi dalam pembelajaran, terlihat dari peserta didik SATP yang sudah bisa mengoperasikan komputer di setiap kegiatannya, mulai dari pembelajaran sampai ujian.
Bimbingan guru yang baik menurut John menjadi kunci utama kemampuan peserta didik kedepan.
Sementara contoh pembelajaran berbasis lingkungan, dilihatnya dari pembelajaran SATP yang berada pada satu kawasan dan di desain sedemikian rupa, agar para siswa bisa belajar bertani, beternak, mengenal satwa, dan lainnya.
Pembelajaran tersebut terwujud karena SATP menerapkan kurikulum dengan menyediakan fasilitas dan sarana yang berupa laboratorium hidup.
”Saya lihat di sekolah ada danau kecil, perahu, Ini menunjukkan, sekolah ingin mendekatkan anak-anak didik, secara khusus Kamoro yang biasa hidup tidak jauh dengan sungai dan sampan (perahu). Serta, sekolah berupaya memberikan kenyamanan kepada peserta didik,” ujarnya.
Pola pendidikan tersebut menurut Wabup sangat baik diterapkan di sekolah-sekolah berbasis asrama yang dikelola oleh Pemda Mimika.
Terlebih pembinaan dan pengajaran yang dilakukan dapat memunculkan bakat dan motivasi anak-anak, karena adanya ekstrakulikuler drum band, bernyanyi, dan menari bagi peserta didik.
Berdasarkan dua hal tersebut, Wabup pun menyampaikan kepada Ketua Yayasan Pendidikan Lokon Timika untuk membantu membuatkan kurikulum yang akan diterapkan terlebih dahulu di STAP sebelum diterapkan oleh Pemda Mimika.
“Pemerintah tidak boleh menganggap bahwa kita yang mengatur. Tetapi pemerintah daerah harus bisa belajar, dari sesuatu yang baik. Sehingga bisa dijadikan contoh,” ungkapnya.
Sementara Direktur YPMAK Vebian Magal mengatakan pengembangan pendidikan berbasis teknologi di SATP bertujuan agar anak-anak Amungme dan Kamoro serta 5 suku kekerabatan tidak tertinggal dengan lainnya.
Terlebih, saat ini sudah era meoderenisasi sehingga sistem atau metode pembelajaranpun harus mengikuti.
“Dari metode pembelajaran berbasis tekonologi dan adanya kunjungan Wakil Bupati Mimika ini kebanggan tersendiri bagi kami. Diharapkan, pemerintah daerah bisa melihat apa yang sudah diupayakan. Kemudian bisa mensikronkan program di bidang pendidikan, guna peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Mimika,” katanya.
Adapun pembenahan harus dilakukan usai kunjungan yang dilakukan oleh Wabup tersebut, seperti ruang makan yang masih sempit, kelas centre harusnya menggunakan ruangannya masih tkecil. Serta beberapa fasilitas komputer yang dinilai masih kurang.
“Kalau untuk penambahan ruangan kemungkinan tidak, yang diperlukan hanya evaluasi penggunaan ruangan. Karena awal kapasitas yang kami bangun 2800 peserta didik. Namun sekarang 1104, sehingga perlu evaluasi untuk penggunaan ruangan,” jelasnya. (Aji)