Timika, Antarpapua.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika bersama Tim Penggerak PKK (TP-PKK), Badan Pemberdayaan Kampung, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana mengadakan penilaian Puskesmas di Kampung Wangirja, SP9 pada Jumat (25/10/2024). Penilaian ini merupakan hari ketiga dalam rangkaian evaluasi layanan kesehatan yang diselenggarakan di berbagai kampung.
Posyandu di Kampung Wangirja berlangsung di aula balai kampung dan dihadiri oleh masyarakat serta kader posyandu setempat. Kepala Tata Usaha (KTU) Puskesmas Karang Senang, Nurmiati Simanjuntak, menjelaskan bahwa di wilayah kerjanya terdapat tujuh posyandu yang tersebar di tujuh kampung. Setiap bulan, posyandu diadakan satu kali di masing-masing kampung dengan melibatkan kader-kader kesehatan setempat dan dukungan tenaga medis dari Puskesmas.
“Pelaksanaan posyandu kita lakukan setiap awal bulan di tiap kampung. Kader-kader posyandu sudah aktif membantu, dan kami dari Puskesmas melengkapi pelayanan yang ada, seperti pemeriksaan gizi, KIA/KB, dan kesehatan ibu dan anak,” jelas Nurmiati.
Ia juga menuturkan, sejauh ini mereka tidak mengalami kendala besar dalam melaksanakan kegiatan posyandu. Namun, akses jalan menuju SP7 yang relatif sepi menjadi tantangan tersendiri, sehingga mobilitas lebih aman dilakukan dengan mobil layanan keliling.
Menurutnya, penilaian Puskesmas yang dilakukan oleh Dinkes dapat memberikan manfaat besar, terutama dalam meningkatkan motivasi dan pengetahuan para kader.
“Penilaian ini sangat bermanfaat karena memberikan wawasan tambahan bagi para kader. Mereka semakin paham bahwa posyandu bukan hanya tanggung jawab Puskesmas tetapi juga milik masyarakat,” tambahnya.
Ketua Kader Posyandu Kampung Wangirja, Yoke Ibo, mengungkapkan bahwa di kampungnya ada sembilan kader yang aktif. Posyandu rutin diadakan pada hari Kamis di awal bulan, dan sehari sebelumnya para kader menyampaikan pengumuman secara langsung ke rumah-rumah warga agar kegiatan posyandu berjalan optimal.
“Kami harus mengumumkan langsung ke rumah warga karena jika hanya diumumkan lewat masjid, kadang warga sudah ke kebun dan tidak mendengar. Jadi kami berkeliling dari rumah ke rumah,” terangnya.
Yoke juga mengusulkan agar kader di SP9 mendapatkan pelatihan tambahan karena banyak kader hanya mengandalkan pengalaman. Selain itu, fasilitas posyandu, seperti meja dan kursi, juga dinilai masih kurang sehingga diperlukan penambahan peralatan untuk mendukung pelayanan posyandu.
Ia menyebutkan, setiap semester posyandu Wangirja menerima bantuan dana sebesar Rp50 juta yang digunakan untuk menyediakan makanan tambahan bagi anak-anak dan ibu hamil.
“Kami menyediakan makanan tambahan untuk anak-anak, ibu hamil, dan lansia. Ada susu untuk bayi, balita, serta ibu hamil. Bagi anak-anak stunting, bantuan juga langsung kami salurkan ke rumah-rumah,” tambah Yoke.
Dalam upaya menuju puskesmas mandiri, Yoke menekankan pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi kader posyandu. Ia berharap melalui penilaian ini, para kader semakin termotivasi dan memiliki wawasan lebih luas dalam melayani masyarakat.
“Penilaian ini menjadi kesempatan untuk menambah wawasan kami para kader. Kami menyambut dengan sukacita karena juga menjadi evaluasi agar posyandu ke depan bisa lebih baik lagi,” tutupnya. (*)