Timika, APN – Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro( YPMAK) melakukan audiensi bersama Dinas Kesehatan (DinKes) guna
penguatan program kampung sehat, Kabupaten Mimika. Berlangsung di Gedung MPCC, Rabu(26/1/2022).
Program Kampung Sehat akan menyasar 19 kampung yang ada di enam distrik yakni Distrik Mimika Barat Jauh di Kampung Sumapro, Waituku, Bulumen, Aindua, dan Ararau.
Kemudian Distirk Mimika Tengah di Kampung Keakwa, Aikawapuka dan Mioko. Selanjutnya Distik Mimika Barat yakni Kampung Aparuka dan Kapiraya, dan Distrik Agimuga yang juga menyasar dua kampung yakni Amungun, Emkomahalama.
Sementara Distrik Mimika Timur Jauh hanya dilakukan disatu kampung saja yaitu Ohotya. Terakhir program akan menyasar Distrik Tembagapura di Opitawak, Miniponogama, Jongkogama, Dolingogin, Beloilawak dan Kampung Jagamin.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Reynold Ubra menilai program kampung sehat ini sangat baik karena berbasis masyarakat dan sumber daya kesehatan masyarakat.
Ia menilai jika program berhasil, maka akan menjadi keberhasilan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit karena kunjungan pasien dengan gejala serius akan berkurang, sebab dalam program kampung sehat, jika temukan penyakit harus obati sampai sembuh, minum obat sampai tuntas.
Sementara itu, Wakil Direktur perencanaan program YPMAK Ihfa Karupukaro, mengatakan program kampung sehat ini merupakan salah satu program yang dibuat oleh YPMAK untuk melayani masyarakat dipesisir maupun pegunungan yang berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah(Pemda) guna memberikan pelayanan kesehatan terutama kepada masyarakat tujuh suku.
Ihfa melanjutkan untuk tenaga kesehatan pihaknya melakukan kerjasama dengan Pelkesi untuk rekrutmen tenaga medis sekaligus pelaksana program kampung sehat di 19 titik tersebut.
“Tenaganya ada yang mobile dan ada yang menetap karena ada integrasi dengan klinik bergerak. Ada 19 kampung sasaran. Berdasarkan hasil survey rapid yang dilakukan oleh devisi kesehatan dari YPMAK pada bulan Juni itu kita melakukan survey itu dari Potowayburu sampai Nakai, dari situlah kita lihat ada beberapa tempat atau kampung-kampung yang memang jauh dari pelayanan kesehatan,” terangnya.
YPMAK pun akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan agar tidak terjadi tumpang tindih program sehingga pelayanan bisa dilakukan dengan maksimal.
“Maka kita ambillah titik-titik yang betul-betul jauh dari pelayanan tapi tidak tetap. Kita mencoba untuk sama-sama mengambil pelayanan kesehatan itu untuk bisa dilakukan di masyarakat. Sehingga kita kerjasama dengan Pelkesi untuk kita menetapkan titik-titik mana yang harus dilayani,” paparnya.
Ketua Pelkesi Wilayah 5 Papua, dr. Leonard Sampe Mauli Pardede mengatakan peran Palkesi hanya sebagai sebagai sarana penyedia tenaga kesehatan untuk bekerja dalam program kampung sehat sekaligus memonitor dan bertanggungjawab terhadap keberhasilannya.
“Nanti kami juga berkolaborasi dengan pemerintah tentunya. Kami berharap agar program ini berhasil, jaminannya yah saya sebagai Ketua Pelkesi saya sudah bilang bahwa mungkin saya akan turun ke daerah-daerah nanti untuk melihat pekerjaan teman-teman di kampung sehat bagaimana. Yang bertanggungjawab itu Pelkesi karena kami dipercaya untuk menjalankan program ini,” katanya.
Ditanya kapan program akan dimulai Leo menjelaskan sebelum akan turun ke lapangan terlebih dahulu akan dilakukan workshop, penjabaran petunjuk teknis, sehingga jelas mana yang menjadi pekerjaan dari Kampung Sehat dan mana yang akan ditangani puskesmas, sehingga tidak terjado tumpang tindih.
” Tujuan akhirnya sesuai dengan YPMAK yakni kesehatan ibu dan anak, penurunan stunting,” tutupnya.