Timika, Antarpapua.com – Dua serikat pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan (PUK SP-KEP) SPSI PTFI, Federasi Pertambangan Energi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (PK FPE KSBSI) PTFI, mendukung Bupati Kabupaten Mimika, Eltinus Omaleng menolak pembangunan smalter di Fakfak, Provinsi Papua Barat.
Ketua PUK SP KEP SPSI PTFI, Lukas Saleo mengatakan, pihaknya ikut mendukung Bupati Kabupaten Mimika, Eltinus Omaleng yang akan memimpin aksi menutup Freeport, jika smalelter dibangun di Fakfak.
“Kalau kami dari sisi serikat Pekerja dan Serikat buruh, kami mendukung statementnya Pak Bupati. Karena perusahaan tambang ada di Timika, tapi kenapa smelter itu mau bangun di tempat lain?. Menurut kami, dengan adanya smelter itu dibangun di Mimika, maka perputaran ekonomi semakin membaik, dan bisa mengatasi penggangguran di Kabupaten Mimika,”ujar Ketua PUK SP KEP SPSI PTFI, Lukas Saleo pada Antarpapua.com saat ditemui di SP 3, Distrik Kuala Kencana Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Jum’at, (17/11/2023).
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua PK FPE KSBSI PTFI (serikat Buruh), Makmeser Kafiar, bahwa pihaknya ikut mendukung, untuk menolak pembangunan smalter di Fakfak.
“Mengingat angka pengangguran di Mimika ini makin hari makin bertambah, tapi kenapa smelter mau dibangun di Fakfak. Jadi smelter itu harus dibangun di Mimika,” ujarnya.
Begitu juga dengan Ketua DPC Partai Buruh Kabupaten Mimika, Sirhan Salilama mengaskan bahwa pihaknya akan tetap memperjuangkan nasib para buruh atau penggangguran di Mimika.
“Jadi kami menolak, jika smalter dibangun di Fakfak,” tegasnya.
Sementara itu, diberitakan sebelumnya, Bupati Kabupaten Mimika, DR Eltinus Omaleng, SE MH akan pimpin aksi tutup PT Freeport Indonesia (PTFI), jika smelter buka di Fak-fak, Provinsi Papua Barat.
Bupati Eltinus Omaleng geram, setelah mendengar Pemerintah Republik Indonesia (RI) akan kembali membangun smelter di Fak-fak, bukan di Mimika.
“Undang-Undang Minerba itukan negara yang buat, dan aturannya sudah jelas bahwa pembangunan smelter harus bangun di daerah pengelola tambang, seperti Mimika, bukan di Fak-Fak. Kalau di sana mau dibangun dimana? Kan daerah di sana gunung-gunung,” ujar Eltinus.
Dengan adanya wacana tersebut, Eltinus Omaleng dengan tegas menolak, dan mengancam akan mengerahkan aksi menutup PTFI, jika smelter tetap dibangun di Fakfak.
“Saya tegas tolak, kenapa tidak bangun di Mimika, masyarakat adat sudah siapkan tanah. kenapa PTFI harus bawa smelter keluar terus. Lalu kenapa PTFI harus memberikan saham kepada pemerintah lantas masyarakat hak ulayat dapat apa?,” tandas Omaleng. (Anis/Itha)